Archaebacteria dan Eubacteria

Posted by Fajar Riyanto on Juni 17, 2019 with No comments

Archaebacteria 

A.           Pengenalan Secara Umum

1.      Definisi
Archaebacteria (Yunani, archaio = kuno) adalah kelompok bakteri yang dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan, namun membran plasmanya mengandung lipid. Archaebacteria hidup pada lingkungan ekstrim yang mirip dengan lingkungan kehidupan di bumi. Archaebacteria memilikim susunan, struktur matabolisme  dan urutan asam nukleat yang berbeda dengan Eubacteria.

2.      Karakteristik
a.       Organisme prokariota.
b.      Dinding sel tersusun atas pseudopeptidoglikan, namun ada beberapa yang  tersusun atas pseudomurein polisakarida.
c.       Menyimpan cadangan  makanan dalam bentuk glikogen di dalam granula sitoplasma.
d.      Memiliki bentuk yang bervariasi , yaitu bulat, batang, spiral, berlobus, atau tidak beraturan.
e.       Beberapa jenis Archaebacteria melakukan metabolisme kemolitotrof, yaitu memperoleh energi dari oksidasi dan bahan-bahan organik, seperti sulfur atau hidrogen sulfida

B.            Klasifikasi Archaebacteria

1.    Metanogen

Sumber (https://pak.pandani.web.id)
Kelompok ini meliputi Archaebacteria yang mampu menghasilkan gas metana (CH4) dari karbon dioksida (CO2) atau hidrogen (H2). Metanogen menggunakan hidrogen sebagai sumber energi  dan karbondioksida sebagai sumber karbon untuk pertumbuhannya. Metanogen merupakan organisme anaerob obligat, secara alami mereka hidup di kubangan, rawa, tempat pembuangan limbah, dan di saluran pencernaan hewan dan manusia. Contohnya antara lain Methanobacterium, Methanosarcina, Methanococcus, Methanopyrus, dan Methanospirillum.

2.    Ekstrem Halofil


Sumber (https://pak.pandani.web.id)

Kelompok ini meliputi Archaebacteria yang hidup di lingkungan alami berkadar garam tinggi (mengandung 25% NaCl), misalnya Laut Mati dan  Danau Great Salt, atau di ladang-ladang pembuatan garam. Mereka tidak dapat hidup di lingkungan yang berkadar garam rendah karena garam diperlukan untuk membangkitkan energi (ATP) bagi pertumbuhannya. Contohnya antara lain Halobacterium halobium, Natronobacterium, Halococcus, Haloferax, Halobacterium salinarum, dan Haloarcula.
Halobacterium halobium merupakan suatu jenis Archaebacteria yang beradaptasi dengan lingkungan berkadar garam tinggi dengan cara membentuk “membran ungu”, yaitu pigmen penangkap cahaya yang terdapat pada membran plasmanya. Pigmen itu sejenis rodopsin dan disebut bakteriorodopsin. Organisme ini merupakan heterotrof, sehingga konsentrasi NaCl yang tinggi membatasi ketersediaan oksigen guna menghasilkan ATP. Oleh karena itu, mereka mampu menambah kapasitas produksi ATP dengan cara mengubah energi cahaya menjadi ATP dengan menggunakan bakteriorodopsin.





3.    Termoasidofil

Sumber (https://pak.pandani.web.id)
Termoasidofil merupakan kelompok Archaebacteria yang hidup di lingkungan bersuhu sangat tinggi (80-100°C), ber-pH rendah (kurang dari 2) atau asam, dan mengandung belerang (sulfur). Beberapa anggotanya hidup di kawah gunung berapi atau mata air panas yang bersuhu  di atas 100°C contohnya Sulfolobus, Thermoproteus,dan Pyrobaculum. Jenis Sulfolobus merupakan Archaebacteria termoasidofil pertama yang ditemukan oleh Thomas D.Brock, di mata air panas Taman Nasional Yellowstone, Amerika Serikat. Organisme-organisme tersebut memerlukan suhu tinggi utuk pertumbuhannya, karena membran dan enzim-enzimnya dapat stabil pula pada suhu tinggi.

C.                     Peranan Archaebacteria dalam Kehidupan

1.        Peranan Menguntungkan
Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehingga menghasilkan energi alternatif metana berupa biogas. Contohnya Methanobacteium.
2.        Peranan Merugikan
Archaebacteria dapat merusak makanan yang diawetkan dengan garam dan dapat menyebabkan cepatnya pembusukan pada ikan laut.


EUBACTERIA


A.  Sejarah Singkat Eubacteria


(Sumber : sites.google.com)
Bakteri ditemukan pertama kali oleh ilmuwan Belanda bernama Anthony van Leuwenhoek. Dengan mikroskop buatannya yang memiliki perbesaran antara 200-300 kali. Leuwenhoek dapat melihat makhluk-makhluk kecil yang ia beri nama animalkulus, yang sekarang dikenal sebagai bakteri ini. Pada tanggal 17 September 1683, Leuwenhoek membuat gambar-gambar bakteri yang ia temukan, ada yang berbentuk seperti bola, batang, dan spiral.

B.  Pengertian dan Karakteristik Umum

Eubacteria berasal dari awalaun eu (sejati) dan bacteria (bakteri). Eubacteria (bakteri sejati merupakan kelompok makhluk hidup yang sehari-hari kita kenal sebagai bakteri. Sel-sel bakteri berukuran sangat kecil sehingga hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. Pada umumnya panjang sel bakteri berkisar antara 2-10 μm dengan diameter sekitar 0,5-1 μm. Beberapa jenis bakteri memiliki panjang lebih dari 100 μm  dengan diameter 0,1-0,2 μm.
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan tersebar luas dibandingkan makhluk hidup lainnya. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di gurun pasir, salju, atau es, hingga lautan. Bakteri adalah organisme uniseluler, prokariot, dan umumnya tidak memiliki klorofil. Struktur sel bakteri dapat dikatakan masih sangat sederhana. Pada setiap sel bakteri terdapat beberapa komponen penting, yaitu dinding sel, membran sel, sitoplasma, dan materi genetik serta beberapa organel sel. Organel tertentu, misalnya flagelum, kapsul, dan enodspora, mungkin hanya dimiliki oleh jenis bakteri tertentu dan tidak dimiliki oleh jenis bakteri lainnya.

C.  Struktur Sel Eubacteria


1.             Materi Genetik (DNA Kromosom)
Materi genetik bakteri tersusun atas asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid/ DNA) atau disebut juga DNA kromosm. Sebagian besar bakteri hanya memiliki satu DNA kromosom berutas ganda yang berbentuk sirkuler (cincin). DNA kromosom membawa gen-gen yang penting untuk mengantar proses-proses yang terjadi di dalam sel bakteri. Materi genetik bakteri terdapat di dalam suatu bagian menyerupai inti yang isebut nukleoid. Nukleoid sel bakteri tidak memiliki membran atau dindin inti sel dan nukleolus.
2.             Plasmid
Umumnya bakteri tidak memiliki plasmid yang berbentuk cincin. Plasmid adalah suatu DNA di luar DNA kromosom. Plasmid berisi gen-gen penting untuk pertahanan sel bakteri terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan. Plamsid terdapat di dalam sitoplasma.
3.             Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan yang bersifat koloni dan berisi semua molekul ataupun zat yang diperlukan dalam proses metabolisme untuk menunjang kehidupan sel. Di dalam sitoplasma sel bakteri terdapat ribosom, mesosom, dan plasmid.
4.             Ribosom
Ribosom merupakan organel sel yang berfungsi untuk sintesis protein. Ribosom terdapat pada semua sel, tetapi ribosom organismeprokariota berbeda strukturnya dari ribosom organisme eukariota.
5.             Mesosom
Mesosom merupakan daerah membran sitoplasma yang mengalami pelipatan. Mesosom diduga berperan dalam beberapa proses suleler, seperti pembentukan dinding sel selama pembelahan sel, replikasi kromosom, atau sebagai tempat berlangsungnya respirasi seluler.
6.             Endospora
Bakteri tertentu, misalnya Bacillus dan Clostridium, dalam kondisi tidak menguntungkan dapat membentuk struktur khusus yang disebut endospora. Endospora merupakan suatu struktur/spora berdinding tebal dan sangat tahan terhadap kondisi lingkungan yang buruk. Endospora akan tumbuh menjadi sel vegetatif jika berada di tempat yang sesuai. Tidak seperti pada organisme pembentuk spora lainnya, endospora pada sel bakteri bukan merupakan alat perkembangbiakan.
7.             Membran Sitoplasma
Membran sitoplasma atau membran plasma merupakan selaput yang membungkus sitoplasma beserta isinya. Letaknya di bawah dinding sel, tetapi tidak terikat dengan dinding sel. Membran plasma tersusun atas lapisan lipoprotein yang bersifat semipermeabel. Fungsi membran plasma antara lain untuk keluar masuknya zat-zat di dalam sel, seperti gula, asam amino, dan zat-zat metabolik lainnya yang merupakan komponen sitoplasma.
8.             Dinding Sel
Dinding sel adalah bagian sel bakteri yang berfungsi memberi bentuk dan kekuata/perlindungan terhadap sel. Dinding sel bakteri tersusun atas bahan peptidoglikan, yaitu suatu molekul yang mengandung rangkaian amino disakarida dan rantai peptida. Dinding sel ini relatif kaku dibandingkan bagian-bagian sel bakteri lainnya. Tebal dinding sel bakteri berkisar 10-23 nanometer (nm).
9.             Kapsul
Kapsul merupakan lapisan lendir yang menyelbungi dinding sel. Fungsinya untuk pertahanan diri dan cadangan makanan. Tidak semua bakteri berkapsul.
10.         Pili
Pada permukaan sel bakteri gram negatif seringkali terdapat banyak alat seperti benang-benang pendek yang disebut pili. Panjang pilus mencapai 3 μm dengan diameter 5 nm. Pili digunakan sebagai alat lekat dengan bakteri lain atau dengan bahan-bahan padat yang merupakan makanan bakteri. Salah satu pili, yang disebut sex pilus (pilus kelamin), berfungsi sebagai saluran penghubung dalam perpindahan materi genetik (DNA) ketika bakteri berkonjugasi.
11.         Flagelum
Flagelum atau flagella tidak dijumpai pada semua bakteri. Fungsi flagellum adalah untuk membantu pergerakan bakteri. Diameter atau tebal flagellum bervariasi bergantung pada jenis bakterinya, sedangkan panjangnya biasanya melebihi panjangsel bakteri.

Untuk melihat struktur sel bakteri yang lebih jelas dapat dilihat melalui video pada berikut:


D.  Perbedaan Archaebacteria dan Eubacteria


E.  Klasifikasi Eubacteria

1.             Bakteri Berdasarkan Cara Mendapatkan Makanannya
a.    Bakteri Heterotrof
Bakteri heterotrof adalah bakteri yang makanannya berupa senyawa organik dari organisme lain. Bakteri heterotrof terbagi menjadi bakteri saprofit dan bakteri parasit. Bakteri saprofit adalah bakteri yang memperoleh makanan dari sisa-sisa organisme atau produk organisme lain. Bakteri saprofit merupakan salah satu organisme pengurai (dekomposer) di alam. Contoh bakteri saprofit adalah Escherichia coli, Lactobacillus bulgaricus,dan Mycobacterium. Sedangkan, bakteri parasit adalah bakteri yang memperoleh makanan dari inangnya. Inang tempat hidup bakteri adalah hewan, tumbuhan, dan manusia. Jika menimbulkan penyakit pada inangnya disebut sebagai bakteri patogen. Contohnya adalah Mycobacterium tuberculosis (penyebab penyakit TBC pada manusia) dan Clostridium tetani (penyebab tetanus).
b.   Bakteri Autotrof
Bakteri autotrof adalah bakteri yang mampu membuat makanannya sendiri. Bakteri ini dibedakan dalam dua kelompok besar berdasarkan asal energi untuk mensintesis makanannya, yaitu bakteri fotoautotrof yang menggunakan energi cahaya matahari untuk membuat makanannya. Pigmen utama bakteri autotrof adalah klorofil dan karoten. Contohnya Thiocystis sp. Dan bakteri kemoautotrof yang menggunakan energi kimia untu mensintesis makanannya. Energi kimia diperoleh dari proses oksidasi senyawa anorganik. Contohnya Nitrosomonas, Nitrosococcus, Nitrobacter.
2.             Bakteri Berdasarkan Kebutuhan Oksigen
Berbeda dari makhluk hidup lain yang membutuhkan oksigen, ada beberapa jenis bakteri yang bisa hidup tanpa oksigen. Bakteri jenis ini disebut dengan bakteri anaerob. Bakteri anaerob memperoleh energi dari proses perombakan senyawa organik tanpa menggunakan okseigen yang disebut fermentasi. Bakteri anaerob dibedakan menjadi anaerob obligat yang hanya dapat hidup jika tidak ada oksigen, dan anaerob fakultatif yang dapat hidup jika ada oksigen maupun tidak ada oksigen.
Meski begitu, tetap ada jenis bakteri yang membutuhkan oksigen untuk hidup atau sering disebut dengan bakteri aerob. Salah satu contoh bakteri aerob adalah bakteri nitrifikasi, yang akan mengubah amonia menjadi nitrat. Sedangkan contoh bakteri anaerob adalah Micrococcus denitrificans yang dapat merombak senyawa menjadi metan.
3.             Bakteri Berdasarkan Jumlah dan Kedudukan Flagella
a.    Atrik adalah bakteri yang tidak memiliki flagel.
b.   Monotrik adalah bakteri yang memiliki satu flagela dan melekat pada salah satu ujung sel.
c.    Lofotrik adalah bakteri yang memiliki banyak flagela dan melekat pada salah satu ujung flagel.
d.   Amfitrik adalah bakteri yang memiliki satu flagela dan masing-masing melekat pada kedua ujung sel.
e.    Peritrik adalah bakteri yang memiliki flagela yang tersebar pada seluruh permukaan sel.



4.    Bakteri Berdasarkan Bentuknya
a.    Kokus (coccus) adalah bakteri yang mempunyai bentuk bulat seperti bola-bola kecil. Kelompok ini ada yang bergerombol dan yang bergandeng-gandengan membentuk koloni.
a)    Monococcus bila kokus hidup menyendiri.
b)   Diplococcus bila kokus membentuk koloni terdiri dari dua kokus.
c)    Streptococcus bila koloni berbentuk seperti rantai
d)   Staphylococcus bila koloni bakteri kokus membentuk untaian seperti buah anggur.
e)    Tetracoccus bila koloni terdiri dari empat kokus.
b.    Basil (bacillus) adalah bakteri yang mempunyai bentuktongkat pendek atau batang kecil dan silindris. Sebagian bakteri berbentuk basil. Basil dapat bergandeng-gandengan panjang, bergandengan dua, atau terlepas satu sama lain.
a)    Monobasil bila terbentuk satu basil.
b)   Diplobacillus bila basil bergandengan dua-dua.
c)    Streptobacillus bila basil bergandengan berbentuk rantai.
c.    Spiral (spirillum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan nampak seperti spiral.
a)    Vibrio bila bakteri berbentuk koma dan lengkung kurang dari setengah lingkaran.
b)   Spiral bila bentuk lengkung bakteri lebih dari setengah lingkaran.
c)    Spirochate bila bentuk lengkung bakteri membentuk struktur yang fleksibel.


F.   Reproduksi Bakteri

Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual  (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner, yaitu setiap sel membelah menjadi dua. Beberapa jenis bakteri dalam lingkungan yang sesuai dapat membelah setiap 20 menit.

Klik video berikut untuk melihat proses pembelahan biner : 


Selain reproduksi secara aseksual, bakteri juga melakukan reproduksi seksual, yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA. Rekombinasi genetik menghasilkan dua sel bakteri yang masing-masing memiliki kombinasi materi genetik dari dua sel induk. Rekombinasi genetik pada bakteri dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu transformasi, transduksi, dan konjugasi.
1.    Transformasi adalah masuknya DNA telanjang ke dalam sel bakteri dan mengubah sifat sel-sel bakteri. Untuk lebih lengakpnya dapat dilihat pada video berikut ini 

2.    Transduksi adalah pemindahan materi genetik atau sel bakteri ke sel bakteri lainnya dengan perantara organisme lain yaitu bakteriofage (virus bakteri). Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada video berikut ini

3.    Konjugasi adalah pemindahan materi genetik secara langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel yang berdekatan. Untuk lebih kengkapnya dapat dilihat pada video berikut ini 


G.  Peranan Bakteri

1.    Bakteri yang Merugikan pada Manusia

2.    Bakteri yang Merugikan Hewan dan Tumbuhan


3.    Bakteri yang Menguntungkan


Untuk pelatihan Soal materi bisa klik DISINI


Daftar Pustaka

Aryulina, Diah, dkk. 2014. Biologi SMA dan MA. Jakarta: Erlangga.
Pujiyanto, Sri. 2013. Menjelajah Dunia Biologi 1. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri